PPKn

Pertanyaan

tulislah jenis burung elang yang ada di indonesia dan cara pelestarian ,tempat yang dikunjungi untuk melihat penangkaran burung elang

1 Jawaban

  • Abstrak.
    Informasi tentang burung pemangsa di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai masih sangat sedikit, bahkan belum ada penelitian khusus mengenai keberadaan burung pemnagsa tersebut. Survei ini, menjadi data dasar dan terbaru tentang keanekaragaman jenis elang pada tipe habitat yang berbeda. Pengambilan data dilakukan selama kurang lebih tiga bulan (Maret – Juni 2005). Survei dilakukan pada 22 lokasi pengamatan dan hanya 14 lokasi ditemukan elang. Metode yang digunakan adalah line transek, jarak yang tempuh berkisar antara 2-15 km dengan jarak pandang 50 m dan penggunaan look down method untuk mendeteksi keberadaan elang. Hasil survei menunjukkan terdapat 14 jenis elang dari empat tipe habitat dengan Indeks keanekaragaman jenis: hutan dataran rendah H = 2,155 (11 jenis &39 individu), savanna H = 1,272 (6 jenis &24 individu), perkebunan/pemukiman H = 1,768 (7 jenis & 11 indvidu) dan rawa H = 0,694 (2 jenis & 2 individu). 



    elang sulawesi dudi

    Pendahuluan
    Burung elang adalah jenis burung pemangsa puncak yang tidak dimangsa lagi oleh hewan yang lain. Burung ini memiliki peranan untuk mengatur jumlah hewan lain yang menjadi mangsanya di alam sehingga berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan alam. Apabila populasi burung pemangsa di alam terus menurun, maka keseimbangan alam akan ikut terganggu.
    Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya secara maksimal (mencari makan, istirahat, dan berkembangbiak), burung pemangsa memiliki tipe habitat tertentu yang digunakan untuk melakukan aktivitas hariannya tersebut. Menurut Sözer, dkk. (1999:11), hutan sendiri menunjang peranan yang sangat penting bagi burung pemangsa terutama sebagai tempat bersarang, berlindung dan berburu misalnya saja pada elang Jawa (Spizaetus bartelsi). Sehingga, keberadaan habitat asli (hutan) dari burung pemangsa tersebut akan sangat mempengaruhi kehidupannya.
    Burung pemangsa telah dilindungi karena merupakan jenis yang penting dalam rantai makanan di alam dan jumlahnya terbatas (Prawiradilaga, dkk. 2003:5). Meskipun telah dilindungi, hampir semua jenis burung pemangsa terancam mengalami kepunahan karena habitat yang telah berkurang dan rusak. Kepunahan pun akan semakin cepat bila upaya-upaya penyelamatannya tidak dilakukan dari sekarang. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis elang pada tipe habitat yang berbeda di TNRAW, sehingga dapat bermanfaat bagi upaya konservasi di daerah tersebut.

    Studi Area
    Sulawesi memiliki enam dari 22 spesies raptor yang endemik (Meyburg & Van Balen, 1994). Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai yang terletak di Sulawesi Tenggara, ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Kehutanan, SK No. 756/Kpts-II/1990 dengan luas daerah 105,194 Ha (Dephut RI, Unesco & Cifor, 2003:118). Kawasan ini menurut Coates, dkk., (2000:35) merupakan sebuah paduan yang menarik antara hutan rawa, perbukitan dan pesisir. Tetapi sayangnya, belum banyak penelitian di kawasan ini. TNRAW terletak pada empat Kabupaten, yaitu: Kabupaten Kendari (sekarang Kab. Konawe), Kab. Konawe Selatan, Kab. Kolaka dan Kab. Bombana (Tepu, 2004:55) dan secara geografis terletak di posisi 121o56’ – 122o9’ BT dan 4o4’ – 4o39’ LS (Wardill, dkk 1998).
    Pada umumnya kawasan TNRAW bertopografi datar, bergelombang ringan membentuk bukit sampai bergelombang berat membentuk gunung. Bentang alam berupa pantai, dataran rendah, berbukit-bukit dan bergunung-gunung. Tempat tertinggi adalah gunung Mendoke (981 m dpl) di bagian Barat, gunung Makaleleo (798 m dpl) di bagian Utara dan gunung Watumohai (550 m dpl) di bagian tengah Selatan.
    Tipe iklim menurut Scmidt dan Fergusson termasuk tipe C dan D, dengan temperatur rata-rata 22,3o – 30oC dan kelembaban berkisar antara 21% – 25%. Sedangkan curah hujan bervariasi antara 1500 – 2000 mm/tahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari sampai dengan Juni. Daerah Taman Nasional memiliki 4 tipe ekosistem yang khas dan unik, yaitu: mangrove, savanna, hutan dataran rendah dan rawa (Tepu, 2004:55). Hal itu meyebabkan tingginya keanekaragaan jenis satwa liar khususnya burung didaerah ini

Pertanyaan Lainnya