Tulislah makna dan ciri khas dari ukiran tenun, lompat batu nias, dan orang sedang menari tari saman !
IPS
sifarizki41
Pertanyaan
Tulislah makna dan ciri khas dari ukiran tenun, lompat batu nias, dan orang sedang menari tari saman !
1 Jawaban
-
1. Jawaban AliFamz
*Tenun/Siwet Songket Palembang merupakan kerajinan tradisional khas masyarakat Palembang dan umumnya merupakan hasil industri rumah tangga. Pekerjaan menenun biasanya dilakukan kaum wanita, walaupun akhir-akhir ini kaum pria juga sudah berpartisipasi membuatnya. Songket adalah kain tenun yang dibuat dengan teknik menambah benang pakansebagai hiasan, yaitu dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsin. Tenun ini memiliki berbagai motif, seperti: lepus, jando beraes, bunga inten, tretes midar, pulir biru, kembang suku hijau, bungo cino, bunga pacik, dan lain-lain.
*Tradisi Lompat Batu ini sudah dilakukan sejak dahulu kala. Menurut sejarahnya, Tradisi Lompat Batu ini muncul karena kebiasaan masyarakat saat perang suku yang pernah terjadi di Nias. Konon pada saat itu, setiap kampung yang berperang mempunyai bentengnya masing-masing untuk menjaga wilayah mereka. Sehingga untuk menyerang, dibutuhkan kekuatan khusus untuk melompati benteng tersebut. Mereka kemudian membuat tumpukan batu yang digunakan untuk melatih fisik mereka, terutama ketangkasan dalam melompat.
Seiring dengan berakhirnya perang tersebut, lompat batu ini masih dilakukan oleh masyarakat di sana hingga menjadi suatu tradisi. Tradisi ini kemudian berkembang menjadi ritual atau media bagi para pemuda untuk menunjukan bahwa dia sudah dewasa. Namun perlu diketahui, bahwa tradisi ini tidak dilakukan semua masyarakat Nias, dan hanya dilakukan oleh kampung-kampung tertentu saja. Walaupun begitu, karena keunikannya Tradisi Lompat Batu ini mulai dikenal masyarakat luas dan menjadi symbol budaya bagi masyarakat Nias.
*Adalah Syekh Saman, seorang ulama besar dari suku Gayo disebut-sebut sebagai orang yang menciptakan tarian yang dikolaborasikan dengan syair dan musik ini pada kisaran abad ke-16. Pok Ane merupakan sebutan dari jenis tarian ini pada awal kemunculan nya, namun demikian peran dari Syekh Saman dalam menciptakan gerakan tari lebih dikenal oleh masyarakat, karena inilah kemudian ekspresi gerak tubuh berirama yang dikenal oleh masyarakat Gayo tersebut diberi nama dengan sebutan “tari saman”.
Pada perkembangannya keunikan gerakan tari samanmendapatkan banyak apresiasi baik dari rakyat setempat maupun dari wilayah sekitar di luar Gayo sendiri. Lambat laun tarian ini menyebar ke berbagai daerah di sekitar Gayo dan pada puncaknya menjadi salah satu icon kesenian daerah Provinsi Aceh.