Sejarah

Pertanyaan

awal pertengkaran antara arya penangsang dan jaka tingkir

1 Jawaban

  • Djoko tingkir adalah menantu sultan Trenggana. Ia putra ki Ageng Seto, tokoh terkemuka masyarakat kerajaan Demak. Menginjak usia remaja mas Karebet atau djoko tingkirdiambil sebagai anak angkat oleh seorang janda di desa tingkir. Sejak itulah mas karebet terkenal dg sebutan; DJOKO TINGKIR.

    Sebagai putra tokoh masyarakat , djoko tingkir mendapat pendidikan yg cukup. Didalam menuntut ilmu ia telah berpindah-pindah dari perguruan tinggi yang satu ke perguruan tinggi yg lain. Terakhir ia berguru kepada sunan Kudus bersama-sama dg Arya penangsang. Berbagai ilmu telah dikuasainya, baik ilmu politik pemerintahan, hukum kemasyarakatan maupun ilmu bela diri dan kesaktian. Penguasaan ilmunya bahkan telah sampai ke level yang sangat tinggi. Oleh karena itu ia sangat terkenal diseantero Demak. Namaya menjadi buah bibir di mana-mana. Dengan berbagai kelebihan yang dimilikinya, maka dengan mudah Djoko tingkir diterima sebagai prajurit elit kerajaan Demak. Sampai akhirnya ia menikahi putri sultan Trenggana .

    Sementara itu situasi politik di kerajaan Demak semakin meruncing dan tambah memenas sejak meninggalnya sultan Trenggana. Muncul suara pencalonan disana-sini, siapa yg seharusnya menduduki kursi mahkota kerajaan. Selain sunan Prawoto yang telah dibunuh Arya penangsang, kandidat terkuat adalah djoko tingkir. Dengan dukungan penuh dari sunan kali jogo, akhirnya Djoko tingkir menjadi raja kerajaan Demak selanjutnya bergelar sultan Hadiwijaya. Hal ini membuat Arya penangsang semakin murka. Dan merencanakan pembunuhan terhadap saudara seperguruaanya itu.

    Sebagai langkah pertama , Arya penangsang menyuruh dua utusan abdi kepercayaannya membunuh sultan Hadiwijaya dengan cara menusuknya dg keris setan kober. Pada malam hari yg sunyi dan gelap gulita, dua utusan itupun memasuki istana kerajaan Demak. Dengan aji-aji sirep begananda , seluruh isi istana kerajaan tertidur nyenyak bagai orang mati. Pasukan penjaga keamananpun tidak menyadari tugas dan tanggung jawabnya. Dengan mengendap-ngendap kedua utusan itu mencari tempat tidur sultan. Pada waktu itu sultan juga sedang tertidur nyenyak. Salah satu utusan itu segera menghunus keris yang dipinjami Arya penangsang dan menghujamkannya kearah tubuh sultan.

    Namun berkat lindungan dari Allah yang maha kuasa serta nalurinya yg tajam, sultan segera mereaksinya, sesaat sebelum keris dihujamkan, sultan menebaskan selimutnya. Tebasan selimut sakti itu mengenai kedua orang utusan arya penangsang. Keris pusaka yang dipegangnya terlempr jauh. Sedangkan tubuhnya jatuh terkapar tidak bisa bangkit kembali. Dengan berlinangan air mata kedua utusan arya penangsang segera menyembah-nyembah minta ampun.

Pertanyaan Lainnya